![]() |
cerita sex, cerita seks, cerita dewasa 2017 |
Paginya aku terkejut karena ada pria lain seranjang denganku. Tapi setelah aku ingat-ingat, memang aku yang menyuruh pak Bram untuk tidur dikasur bersamaku. Aku bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap. Setelah itu aku membangunkan pak Bram.
Selagi pak bram mandi, aku memberi kabar kepada suamiku. Aku merasa sangat bersalah. Tetapi kejadian tadi malam tidak aku ceritakan pada suamiku.
Setelah siap pak Bram mengajakku sarapan.
“Ayo Nis kita sarapan dulu”
“Sebentar pak, ada yang perlu nisa siapin buat meeting nanti.” Jawabku
“Ok, bapak tunggu di lobi ya.” Kata pak Bram lagi.
Usai sarapan kami pun berangkat ke lokasi meeting. Selama meeting, kuperhatikan pandangan pak Bram sedikit berubah kepadaku. Beliau lebih memperhatikanku. Bahkan ketika makan siangpun pak Bram berani menggandeng tanganku, namun kutepis secara halus.
Setelah kegiatan hari ini selesai, kami kembali ke hotel. Setibanya dikamar, aku langsung rebahan di kasur karena kecapaian. Tiba-tiba pak Bram sudah rebahan juga disampingku. Lama kami sama-sama terdiam. Kemudian pak Bram memberanikan diri untuk menarikku sehingga kami saling berhadapan.
“Nis, kamu cantik sekali.” Kata pak Bram sambil tersenyum.
Aku pun tersenyum mendengar pujiannya.
“Boleh bapak mencium kening kamu Nisa??” Tanya pak Bram.
Aku hanya mengangguk pelan, memberi syarat pada pak Bram. Dengan perlahan pak Bram mendekatkan wajahnya dan menatapku dalam-dalam. “Cup” akupun merasakan kecupan hangat di keningku. Kemudian kecupannya beralih ke bibirku.
“Terima kasih Nis.”
Aku memberikan senyuman termanis ku pada pak Bram. Tanpa sadar aku menarik tangan pak Bram dan menaruhnya ke dadaku.
“Apa bapak merasakan detak jantungku?’’ tanyaku pada pak Bram.
“Kalau mau, bapak boleh menyentuhku.” Kata-kata itu meluncur dengan sendirinya.
Tanpa pikir panjang pak Bram mulai meremas payudaraku yang masih tertutup baju dan bra. Aku menikmati remasan tangan pak Bram. Pak Bram mencium bibirku dengan lembut. Perlahan pak Bram mulai membuka kancing baju yang ku kenakan sehingga hanya tinggal bra saja yang menutupi payudaraku.
“Tubuhmu putih dan mulus Nisa” kata pak Bram.
Aku tak menghiraukan perkataannya. Aku sudah terhanyut dengan rangsangan-rangsangan yang pak Bram berikan padaku. Kurasakan tangan pak bram melingkar ke belakang dan melepas bra ku. Kini tubuh ku sudah tanpa penutup kecuali hijab dan rok yang aku kenakan.
Pak Bram menghentikan kecupannya, kemudian beliau menjilat bibirku, ditelusurinya kebawah mulai dari dagu, leher, terus dan berhenti di tengah-tengah payudaraku. Kemudian dikecupnya payudaraku hingga meninggalkan bekas merah. Dijilatnya seputaran putingku hingga aku melenguh kecil. Putingku mengeras. Dimainkan lidahnya dikedua putingku. Aku merasakan vaginaku sudah sangat basah.
“Ah….” Aku berteriak kecil ketika pak Bram menggigit putingku.
Jilatan pak Bram turun ke perutku, dan berhenti di pusarku. Dijilatnya pusarku sehingga aku merasakan kegelian yang luar biasa. Tubuhku menekuk. Pak Bram menghentikan kegiatannya, dan kami pun tertawa ringan. Kemudian jilatannya turun ke perut bagian bawah. Pak Bram membenamkan wajahnya diselangkanganku yang masih tertutup rok. Ditariknya rok ku kebawah dan menyisakan CD ku yang sudah sangat basah.
“Nis, kamu sudah basah banget”
Aku hanya tersenyum memandang pak Bram. Pak Bram menjilati vaginaku dari balik CD ku.
“Aaaahhhhh……” aku benar benar tidak tahan untuk tidak mengerang.
Baru kali ini aku menerima oral di vaginaku, terasa geli bercampur nikmat. Suamiku tidak pernah melakukannya, tidak boleh katanya. Ini benar-benar sensasi baru bagiku. Sangat nikmat permainan yang dilakukan oleh pak Bram. Kemudian pak Bram menarik CD ku ke bawah dan melepaskannya, sekarang aku sudah benar-benar telanjang didepan laki-laki yang bukan muhrimku dan aku masih mengenakan hijabku.
Kembali pak Bram mengoral vaginaku. Gesekan lidahnya di vaginaku membuat cairan cintaku mengalir. Reflek kaki ku nenekuk dan menahan kepala pak Bram sehingga wajah pak Bram benar-benar terbenam di vaginaku. Pak Bram menghentikan kegiatannya, dia melepas kemeja dan jeans yang dipakainya. Tubuh six pack pak Bram membuatku pipiku merona merah. Kulihat penis pak Bram mulai mengeras dibalik CD yang ia kenakan.
“Nis, bapak boleh melakukannya?” Tanya pak Bram dengan nada memelas.
Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Aku sudah dipengaruhi oleh birahiku sendiri, aku sudah tidak bisa berpikir jernih sekarang. Kemudian pak Bram membuka CD nya, dan keluar lah penis besar pak Bram. Aku terkejut, penis pak Bram besar sekali. Mungkin 2 kali nya dari punya suamiku. Pak bram menarik tanganku dan menyuruhku duduk. Kemudian diarahkan tanganku ke penisnya.
“Astaga, pak besar sekali penis bapak.” Kataku. Besarnya melebihi pergelangan tanganku.
Pak Bram hanya tersenyum. Digerakan tanganku yang sedang menggenggam penisnya naik turun. Aku mengerti apa yang diinginkan pak Bram, kemudian kulakukan sendiri. Lama aku mengocok penis pak Bram. Pak Bram menyuruhku berhenti dan mendekatkan penisnya ke wajahku. Wajahku memerah, aku sangat malu melihatnya. Digesekkan kepala penis itu ke bibirku, dan pak bram memintaku untuk mengoralnya. Aku menggelengkan kepala.
“kenapa nis? Kamu gak mau?” Tanya pak Bram
“Nisa belum pernah oral penis pak.” Jawabku. Suamiku tidak pernah menyuruhku mengoral penisnya, karena memang tidak diperbolehkan.
“Cobalah punya bapak Nisa, nanti kamu akan ketagihan.” Kata pak Bram lagi
Aku ragu-ragu memegang penis pak Bram. Kemudian ku coba untuk membuka bibirku dan memasukkan kepala penis pak Bram ke mulutku.
“Mmmmhhhhh……” ku kulum penis pak Bram.
Kemudian pak Bram memegang kepalaku dan digerakkannya maju mundur sehingga sepertiga penis pak Bram masuk ke mulutku. Tak berapa lama pak Bram mencabut penisnya dari mulutku.
“Gimana Nis, enakkan?” Tanya pak Bram
Aku hanya mengangguk pelan, menahan rasa malu yang menderaku. Kemudian pak Bram menekuk kakiku dan membuatnya mengangkang. Dengan perlahan pak Bram mengarahkan penisnya ke depan bibir vagina-ku. Pak Bram menggesek bibir vagina-ku dengan penisnya, desahanpun keluar dari mulutku.
Aku menikmati setiap gesekan penis pak Bram, dan sesekali kepala penis pak Bram masuk ke lubang vagina-ku. Aku menggeliat-geliat dan mendesah.
“Nis, boleh bapak masukkan?” Tanya pak Bram.
“Boleh pak.” Jawabku yang sudah dipenuhi birahi.
Dengan perlahan pak Bram memasukkan kepala penisnya ke lubang vaginaku.
“Oouuuuhh…….” Kurasakan penis pak Bram mulai memasuki vagina-ku. Vaginaku terasa perih menerima penis pak Bram yang besar.
“Aaahhhhh…. Nis, vaginamu seret sekali.” Erang pak Bram.
Akhirnya kurasakan penis pak Bram menyentuh dinding vaginaku. Lama kami terdiam, saling merasakan kenikmatan yang tiada tara. Selang beberapa menit, pak Bram mulai memaju mundurkan penisnya. Kami saling mendesah. Pak Bram dengan ganas melumat kedua payudara ku. Digigitnya putingku.
“awhhhhh….. pak terusin pak” racauku.
Sepuluh menit berlalu dan aku tak kuasa menahan orgasmeku, “Aahhhkkkkkkkkkkkhhhhhhh… pak… Nisa…Nisa..Ke..lu..ar…. eergghhhhh” jeritku merasakan orgasme yang begitu nikmat.
Sementara pak bram masih terus menggenjot tubuhku. Vagina-ku terasa sensitive setelah orgasme, namun pak Bram masih memompa penisnya di vagina-ku dengan kecepatan tinggi. Lama pak Bram memompa penisnya. Kemudian beliau mencabut penisnya dan membalikkan tubuhku sehingga posisiku tengkurap. Ditariknya pinggulku dan diangkatnya, kakiku dilebarkan dan “sleebbb” penisnya dimasukkan kembali ke vagina-ku. Pak Bram menggenjotku dalam posisi dogy, dan baru kali ini juga kurasakan variasi seks seperti ini. Biasanya hanya aku yang diatas, atau aku yang dibawah.
Aku pun kelojotan dibuatnya. Pak Bram memang hebat, belum menunjukkan bahwa baliau akan orgasme. Tak lama kemudian, kurasakan orgasme kedua ku.
“AAAAAHHHHKKKKKKHHHH……….” Teriakku keras. Aku tak memperdulikan lagi jika ada orang yang mendengarnya.
Lama-lama vagina-ku terasa perih, tetapi pak Bram masih memompa penisnya. Kemudian ditariknya tangan kiri dan kaki kiriku keatas, sehingga hanya tangan dan kaki kanan yang menopang tubuhku. Digenjotnya aku dalam posisi beliau berdiri. Aku sudah tidak bisa berfikir lagi, hanya kenikmatan yang dapat kurasakan saat ini. Dan akhirnya pak Bram pun menegang dan menyemburkan cairan hangatnya ke dalam rahimku. Banyak sperma pak Bram, hingga kurasakan rahimku penuh dengan sperma nya.
Kemudian pak Bram mencabut penis nya dan mengarahkan penisnya ke mulutku. Aku gelagapan menerima penis pak Bram yang basah oleh cairan cintaku dan sperma nya. Diurutnya penis tersebut dan sisa-sisa sperma nya mengalir masuk ke mulutku. Baru kali ini aku merasakan yang namanya sperma, ada rasa asin-asin gimana gitu. Sperma itu pun tertelan olehku. Kulihat wajah pak Bram yang puas, dan kami pun tersenyum. Malam itu kami tak sempat untuk dinner karena kecapaian. Dan kami tertidur dengan tubuh masih telanjang bulat, dengan hijab yang masih aku kenakan.