Suara pintu terketuk tok tok tok “iya silakan masuk.
“Gini pak apakah hari ini bapak free untuk meyeleksi calon sekretaris yang baru”, kalau iya ini ada yang melamar di posisi tersebut pak.
“Ya ya ya suruh masuk saja dia dan bawa lamarannya perintah Yosep tanpa melihat bawahannya.
Setelah kemudian terdengar suara ketukan lagi di ruangan Yosep.
“ya silahkan masuk, tanpa melihat kedepan dan memperdulikannya karena saat itu Yosep sedang asyk membaca majalah cerita dewasa.
“dengan nada tegasya masih membaca cerita tersebut Yosep memberi kesempatan pelamar untuk menyebutkan nama , umur kamu, tempat tinggal dan pendidikan terakhir anda.
“Nama saya Agni Pradipta, saat ini saya berusia 21 tahun. Saya tinggal di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Saya merupakan Lulusan D3 jurusan sekretaris pada universitas Swasta Trisakti.” Jawab Agni dengan lancar tanpa merasa gugup bila sedang interview.
Saat itu Agni mengenakan baju yang sungguh menawan. Blazer hitam dipadu kemben putih tanpa memakai Bra yang menahan buah dada yang berukuran 36B hingga terlihat jelas sekali terbentuk puting susunya pada pakainannya.
Rok ketat pendek yang memamerkan kemulusan kulit pahanya yang putih, seakan memancing setiap tangan untuk menjamah serta merasakan kehalusannya. Dengan postur tubuh sekitar 170 cm yang cukup tinggi bagi wanita seperti Agni.
Terkadang banyak sahabatnya yang bertanya kepadanya, mengapa ia lebih memilih untuk menjadi seorang sekretaris dibandingkan menjadi seorang model karena Agni memiliki segala kriteria seorang model papan atas. Paras wanita indo antara Belanda-Jawa. Bola mata coklat dipadu dengan Rambut berombak merah bata sepunggung, kulit putih bersih.
Memiliki leher yang jenjang, dengan sedikit rambut halus yang tumbuh di lehernya. Lekukan tubuh yang mengiurkan setiap mata yang memandang. Seakan akan mengundang terjangan setiap laki laki yang memandangnya bila sedang berjalan.
Memang selama ini Agni sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan erobik rutin di sebuah gym Selebritis Fitnnes dibilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sepintas Yosep tertuguh dengan hadirnya bidadari yang berdiri dihadapannya saat itu. Tanpa kembali memperdulikan fresh news yang paling ia suka bila membuka forum Cerita dewasa
Tatapannya bagaikan menelanjang Agni, menatap dan menilai setiap lekukan tubuh Agni saat itu.
“Pak… apakah ada yang salah dengan pakaian yang sekarang saya kenahkan. Apakah bapak kurang berkenan dengan pakaian ini.” Tutur Agni setelah menyadari tatapan Yosep yang menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut.
“Ooh… tidak tidak ada yang salah, hmmm… saya suka dengan penampilan kamu… apakah kamu sudah berkeluarga saat ini.” Tanya Yosep yang ingin mengetahui status pelamarnya saat itu.
“Belum pak… Saat ini saya ingin memfokuskan untuk karier saya, oleh karena itu saya tidak ingin menjalin sebuah hubungan dengan siapapun.” Jawab Agni dengan menundukkan wajahnya menatap ke bawah karena malu atas pertanyaan itu. Atau mungkin karena malu atas tatapan Yosep yang terus menatapnya.
“Selain kemampuan dibidang kesektretarisan. Kamu memiliki kemampuan apa lagi. Mungkin ini agak mengherankan, namun ini sebetulnya sangat diperlukan sekali bagi seorang sekretaris saya.”
“Hmmm… dilain bidang kesekretarisan… mungkin saya juga bisa memberikan sesuatu yang lebih untuk bapak… namun bila bapak juga mengingginkannya.”
Perlahan Agni berjalan mendekati tempat Yosep , dengan menampilkan paras muka nakalnya Agni membuka retsleting celana Yosep dan mengeluarkan naga saktinya keluar dari sarangnya. Di genggamnya batang kemaluan Yosep dengan jari jari lentiknya.
Perlahan dikocok kocok batang kemaluan itu naik turun seirama. Sesekian detik kemudian naga yang tertidur itu terbangun dan mengeliak dengan urat urat yang menonjol di tubuhnya.
Dengan lidah nakalnya Agni memulai permainannya dengan menjilat kepala kemaluan yang ia genggam itu. Memasukkan kemaluan Yosep dengan diameter cukup besar dan panjangnya sekitar 17 – 20 sentimeter itu ke dalam mulutnya.
Dengan lahap Agni menelan habis batang kemaluan itu. Mengoral dengan menaik turunkan sambil tangan sebelah kanannya membelai kantung kemenyan Yosep .
Merasa kemaluannya sedang di oral oleh Agni dengan nikmatnya, tangan sebelah kanan Yosep pun turun mencari bongkahan buah surga yang menjulang mengemaskan ke dalam genggaman tangannya yang kekar berotot itu.
Merasa tak ingin sensasi ini terganggu, Yosep melepaskan genggaman buah dada Agni yang kini telah mengelantung di luar baju dalamnya dan mengapai telphonenya serta memberitahukan bawahannya bahwa untuk saat ini ia tak ingin diganggu serta memberitahukan bahwa ia telah menerima Agni sebagai sekretarisnya yang baru. saat ini ia memberitahukan juga bahwa ia sedang memberikan tugas kepada Agni tentang tugas tugasnya sebagai sekretarisnya.
Setelah menaruh kembali gagang telphone tersebut Yosep kembali mencari mainannya yang tadi sempat tertunda.
Kemudian Agni melepaskan kulupannya dan menanyakan kemungkinan apakah Yosep mengingginkan sensasi yang lebih dari permainan ini dan yang merupakan tanda terima kasih karena ia telah diterima untuk berkerja di perusahaan ini.
Agni duduk di atas meja kerja Yosep dan merenggangkan kedua kakinya tepat dihadapan Yosep yang menampilkan celana dalam putih dengan model renda.
Menurunkan celana dalam berendanya yang membungkus lipatan gundukan daging montok itu dihadapan Yosep yang mulai terpanah dengan pemandangan yang kini ia saksikan.
Tak ingin berlama lama memandangnya. Yosep langsung memendamkan kepalanya di dalam selangkangan Agni dan melahap harumnya liang kemaluan Agni yang terawat itu. Ternyata selain merawat kebugaran tubuhnya. Agni juga tak lupa merawat liang kewanitaannya dengan segala ramuan ramuan tradisional yang berasal dari ibunya yang keturunan orang Jawa.
Keharuman terpancar di dalam selangkangannya, memberikan sejuta rangsangan terhadap Yosep .
“Sshhhhh…. mmmmm….” rintih Agni mendahakkan kepalanya menatap ke atas menikmati setiap jengkal jilatan Irawan terhadap vaginanya.
Sluup… sluup… terdengar suara jilatan Yosep yang sedang menikmati.
“Sssshhh…. Pak. Ooohh….” erang kembali Agni saat Yosep memainkan klitorisnya dan mengigit halus serta menekan nekan kepala Yosep tanpa memperdulikan bahwa Yosep adalah atasannya saat itu.
Jilatan demi jilatan menjelajahi vagina Agni, hingga tak sanggup lagi Agni menahan lebih lama rasa yang ingin meledak didalam dirinya.
Nafas yang makin memburu… sahut menyahut didalam ruangan yang cukup besar itu. Beruntung ruangan Yosep kedap suara, jadi tak kwatir sampai terdengan oleh karyawannya di luar sana.
Beberapa menit kemudian Agni mengejang sambil mendesah keras serta meluruskan kedua kakinya yang jenjang itu lurus tepat di belakang kepala Yosep yang sedang terbenam menjilati bongkahan vagina Agni.
Akhirnya Agni mencapainya dengan keringat disekujur tubuhnya. Meskipun ruangan tersebut Full AC namun Agni masih merasa kepanasan di sekujur tubuhnya saat itu. Mungkin karena pengaruh hawa nafsu yang kini menjalar didalam dirinya atas rasa yang barukali ini ia dapatkan.
Masih dengan posisi Agni duduk di atas mejanya. Yosep membuka seluruh celana serta celana dalamnya dan membebaskan sepenuhnya naga sakti yang ia banggakan itu.
Menyadari hal itu Agni menaikan lebih tinggi Rok ketatnya hingga ke pinggangnya yang ramping dan merenggangkan kedua pahanya yang siap akan dinikmati oleh atasan barunya.
Yosep mengenggam batang kemaluannya dan mengosokannya diantara bibir vagina Agni yang telah basah bercampur liur Yosep dan mani Agni yang tadi keluar.
Perlahan Yosep menekan kepala kemaluannya ke dalam vagina Agni yang menantang ingin segera di ganjal oleh batang kemaluaan besar berurat Yosep . vagina yang hanya dihiasi bulu bulu halus berbentuk V diatas liangnya.
Semakin membuat gemas Yosep yang memandangnya. Dengan dibantu Agni yang membuka kedua pahanya semakin lebar, mempermudah kemaluan Yosep untuk segera menerobos masuk.
“Pak… plan… pelan Pak. Sakit.” Ujar Agni ketika merasakan mahkota keperwanannya ini akan segera dilahap oleh atasannya. Dengan mimik muka Agni yang mengigit bibir sensualnya.
“Tahan sebentar yah… setelah ini kamu akan merasakan sebuah sensasi yang tak mungkin kamu dapatkan ditempat lain selain dengan saya.
Agni hanya mengangguk kecil kepada Yosep yang melanjutkan dorongannya untuk segera mendobrak pintu surganya yang masih rapat tertutup itu.
Dengan kedua tangan yang memegang kedua sisi meja Yosep , Agni menahan dorongan Yosep yang terus berusaha.
Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kepala kemaluannya memasuki vagina Agni perlahan lahan dan semakin dalam. Setelah terasa seluruh dari batang kemaluannya masuk semua. Yosep tak langsung menariknya kembali.
Sesaat didiamkan dulu batang kemaluannya didalam vagina sempit Agni yang perawan itu. Menikmati remasan remasan otot vagina Agni terhadap batang kemaluannya.
Sensasi wajah Agni yang menahan sakit yang dirasakan semakin membuat Yosep semakin meluap birahinya untuk lebih lanjut menyetubuhi Agni.
Pelan pelan Yosep menarik kembali batang kemaluannya dari dalam vagina Agni dan hanya menyisakan kepalanya saja dan kembali menekan masuk terus dan berulang ulang hingga Agni merasakan birahinya kembali bangkit bersamaan dengan gesekan gesekan yang dibuat oleh Yosep kepada liang kewanitaannya.
“Pak… lebih cepat dong pak dorongannya.” Ujar Agni meminta agar Yosep semakin cepat memompa vaginanya.
Setiap tekanan yang dilakukan Yosep terhadap vagina Agni, mengakibatkan klitorisnya ikut tergesek dan menimbulkan sensasi nikmat yang begitu indah.
Merasa vagina Agni telah dapat menerima kehadiran batang kemaluannya yang besar ini, maka pompaan Yosep pun semakin genjar keluar masuk kedalam vagina Agni.
Tak terasa pergumulan ini berlangsung selama 30 menit lamanya. Hingga Agni telah keluar sebanyak 4 kali.
“Pak… sssshhh…. please pak… nikmatnya batang kemaluan bapak ini. Trus pak….” desah Agni semakin mengila atas rasa yang ia dapatkan ini.
“Paaaakkk… Agni tidak kuat lagi…. Aaakkkhhh…
Terdengar suara Agni yang mencapai kenikmatan, Yosep pun tak menyia yiakan dia ingin mengakhiri secara bersama sama.
Oke sayang tahan bentar yahch “seru Yosep” tahannn kita keluarin bersama sama yaaa, semakin cepat genjotan Yosep pada liang vagina Agni yang tidak memperdulikan rasa perih pada bibir vaginanya terlihat memerah.
Akhirnya….
“Aaaakkkhhh… Saaaarrraaah.” Erang Yosep yang bersamaan dengan erangan Agni pada saat itu memanjang sambil saling berpelukan dalam dekapannya masing masing.
Seusai persenggamahan mereka. Agni bergegas mengenakan seluruh pakaiannnya dan merapikan pakaian yang agak lesuh itu karena pergumulannya dengan Yosep atasan barunya. Tak lupa Agni mengambil secarik Tissue basah dari tas kecilnya dan membersihkan vaginanya dari bekas bekas sperma yang di muncratkan Yosep didalam liang kewanitaannya.
Sepulang kerja Yosep menawarkan untuk mengantar sekretaris barunya Agni pulang ke rumahnya yang berada di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.
Setibanya Agni dan Yosep didepan rumahnya. Agni dikejutkan dengan hal yang membuat Agni untuk meninggalkan Yosep sendiri dirumahnya bersama dengan adiknya Vita. Kepergian Agni yang tiba tiba itu dikarena ada salah satu keluarganya yang sakit keras malam itu juga.
Dan Agni tak sungkan meminta pertolongan Yosep untuk menunggunya di rumahnya bersama Vita adiknya yang masih kuliah di Universitas Gunadarma. Karena mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu, sedangkan ayahnya Agni telah meninggal dunia sekitar 4 tahun yang silam. Bersama dengan ibunya yang kini menjanda.
Dengan spontan Yosep menawarkan Agni untuk mengunakan mobil Jaguarnya untuk menemani ibunya ke rumah saudaranya malam itu. Tawaran Yosep pun tak sia sia kan. Agni bersama ibunya berangkat menuju rumah saudaranya yang berada cukup jauh daritempat tinggalnya dengan mengunakan mobil Jaguar yang Yosep tawarkan.
Kecantikan Vita tak kalah dengan kecantikan kakaknya. Paras muka Vita mungkin dapat dikatakan lebih menawan dan mempesona dibandingkan dengan kakaknya Agni. Dengan kulit yang sama putih serta berambut hitam lurus sebahu, dihiasi bibir dan mata yang menantang laki laki disekitar komplek perumahannya.
Postur tubuh Vita lebih pendek dibandingkan dengan kakaknya. Sekitar 165 cm dengan sepasang buah dada berukuran 36 C lebih besar diatas kakaknya. Sepasang bongkahan pantat menawan yang dipadu dengan pinggulnya yang langsing.
Postur tubuh Vita membuat Darah muda Yosep kembali terbakar setelah mengetahui kemolekkan tubuh adik Agni ini.
“Mimpi apa aku kemarin malam… hingga hari ini aku dikelilingi oleh bidadari cantik seperti Agni dan Vita. Sungguh beruntungnya diriku hari ini.” Kata Yosep dalam hatinya. Ketika merasa keberuntungan berpihak kepadanya saat ini.
Pertama mendapatkan seorang sekretaris secantik Agni serta mendapatkan kenikmatan menyetubuhi Agni siang tadi didalam ruangannya.
“yuk masuk… kita tunggu mama dan kak Agni didalam saja.” “Oh yah, perkenalkan nama saya Vita, umur saya 20 tahun nanti bulan depan. Vita panggil siapa yah sama….” Oceh Vita yang terus menerus sambil berjalan kedalam rumahnya.
“Nama saya Yosep Direktur disalah satu Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang ekspor impor. Sekaligus merupakan atasan baru kakakmu Agni. Panggil saja kak Yosep.” Ujar Yosep buru buru karena belum sempat memperkenalkan namanya sebari tadi karena ocehan Vita wVita yang membuat mata Yosep terus terpanah dengan goyangan pantatnya ketika berjalan tepat dibelakangnya.
“Oh… jadi boss baru kak Agni yah… wah kak Agni beruntung sekali yah memiliki boss yang baik hati serta tampan seperti kak Irrrrwaaan…” “Vita juga mau bila nanti kerja memiliki boss setampan kakak Yosep.” Ujar Vita yang panjang lebar.
Iklan Sponsor :
“Kak… sebentar yah, Vita mau menyegarkan badan Vita dulu. Bau nih, seharian kena terik matahari. Kak Yosep kalau mau minum ambil saja sendiri, jangan malu malu anggap saja seperti rumah kakak sendiri.” Kata Vita sambil memainkan matanya yang nakal ke arah tatapan Yosep.
Gila sungguh mengiurkan tubuh Vita adiknya Agni ini. Beruntung sekali bila ada pria yang akan menjadi kekasihnya kelak nanti. Tak kalah dengan kakaknya Agni.
Merasa haus… Yosep berjalan mencari kulkas untuk mengambil sebotol minuman ringan menghapus dahaganya.
Sambil kembali duduk di sofa ruang tamu keluarga Agni. Yosep kembali dikagetkan dengan kehadiran Vita yang hanya mengenahkan gaun tidur putih tipis tiga jari dari lututnya, samar samar menampakkan seluruh lekukkan tubuhnya dibalik gaun yang seksi itu.
Begitu indah pemandangan yang sekarang Yosep saksikan, sayang bila matanya harus mengedip meski hanya sekejap. Vita mengunakan gaun putih dengan celana dalamnya hitam model G-String dipadu dengan Bra berwarna hitam segitiga yang hanya menutupi puting susunya saja.
Tak terasa naga yang bersembunyi didalam celana katun Yosep kembali mengeliak dengan hebat hingga membentuk tonjolan yang cukup besar pada luar celananya.
“Loh kok malah bengong sih… apa ada yang salah yah dengan baju tidur yang Vita pakai ini atau mungkin kakak kurang menyukainya.” Ujar Vita setelah melihat tatapan Yosep yang kaget melihatnya keluar dari dalam kamarnya yang masih dengan rambutnya yang masih basah karena mandi tadi.
“Tidak… tidak ada yang salah dan saya suka kok dengan gaun tidur kamu… hanya saja hhhmmmm…” jawab Yosep dengan gugup karena tertangkap basah melihat kearah buah dadanya serta ke arah selangkangannya.
“Hanya saja… apa? Kok diam sih. Atau mungkin karena kakak kaget malihat Vita mengenahkan gaun tidur dengan dalamanya yang terlihat jelas yah.” Sahut Vita sambil mengoda Yosep yang merasa malu karena melihatnya begitu seksi.
Dengan agak gugup Yosep menjawab “Hanya saja kamu terlihat begitu sangat dewasa di bandingkan dengan saat kamu mengenakan kaos dan celana jeans.” Tutur Yosep.
“Trus setelah itu…”
“Trus kamu juga sangat seksi sekali mengenahkan gaun tidur itu. Kakak sangat mengagumi keindahan tubuhmu.”
Tiba tiba deringan Handphone Vita berbunyi. Ternyata yang menelphone itu adalah kakaknya. Agni.
“Hallo… kenapa Kak Agni.” Sahut Vita menjawab panggilan itu.
“Vita. Mungkin kakak tidak bisa pulang malam ini karena paman ternyata sedang mengalami pendarahan, saat ini paman sedang dirawat intensif dirumah sakit RSCM, Salemba.
Kak Yosep masih disana tidak? Suruh saja ia menginap dirumah kita, karena hari semakin malam dan mustahil ada taksi yang berkeliaran jam segini. Kak Yosep nanti persilahkan saja untuk tidur di kamar kakak saja.” Ujar Agni memberitahukan bahwa ia serta ibunya tak dapat pulang malam ini.
“Iya… kak Yosep masih disini sedang ngobrol dengan Vita.” Jawab Vita kembali.
“Vita ingat yah… kak Yosep adalah milik kakak. Jadi jangan kamu sekali kali berbuat yang bukan bukan terhadapnya malam ini. Ingat pesan kakak yah.” Ancam Agni yang memfokuskan pembicaraannya untuk tidak mengusik kehadiran Yosep malam ini disaat ia tak ada disana.
“Oke boss… bagi bagi dong kalau punya cowok setampan ini kak…” ejek Vita kepada Agni di telphone.
“Awas kamu kalau macam macam yah…”
“Gimana… apakah Agni pulang malam ini…” Tanya Yosep yang ingin tahu apakah Agni pulang malam ini.
“Kak Agni tidak dapat pulang malam ini, dan kakak diminta untuk menginap saja disini dan tidur di kamarnya nanti malam.” Ujar Vita sambil meletakkan Handphonenya di atas meja tamu setelah mengakhiri pembicaraan itu.
“Kak kayaknya ada sesuatu yang menonjol tuh di balik celana kak Yosep… kayaknya besar banget!” sambil menhampiri Yosep yang duduk depannya dan duduk tepat disampingnya.
“Ah gak ini bisa lah… kalau liat wVita cantik bergaun tidur sexy serta transparan lagi… yah gini deh akibatnya. Gak bisa kompromi, minta jatah…” canda Yosep menutup malunya karena adik kecilnya menonjol dibalik celananya.
“Kayaknya kalau diusap usap sama tangan Vita mungkin bisa lebih besar lagi yah… ih jadi pengen nih liat itunya kak Yosep.” Seru Vita sambil memegang batang kemaluan Yosep diluar celana panjangnya.
Karena merasa mendapatkan angin segar dari perbincangan yang mulai menjurus ke hubungan badan. Maka tak sungkan sungkan Yosep mulai meraba halus paha Vita yang putih mulus itu. perlahan namun semakin berjalan menuju titik temu nikmatnya.
Antara bibir Yosep dan Vita saling berpangutan, mendesah, nafas yang memburu karena nafsu yang menjadi.
Tak kala desahan Vita semakin menjadi saat tangan kekar Yosep mulai menyusup di balik celana dalam G-string yang dikenakan Vita. Mengorek… mencari dimana gerangan daging lebih tersebut… setiap gesekan yang dilakukan Yosep membuat Vita mendesah bagaikan setan kepanasan dengan mulut yang engap engapan layaknya manusia yang kekurangan oksigen.
Merasa tak ingin disaingi kegesitannya. Vita pun segera melancarkan serangannya. Membuka gesper yang melingkar pada pinggang Yosep dan menurunkan retsleting celana serta langsung membuka seluruh kain yang membalut bagian bawah Yosep.
Dengan posisi Vita berjongkok di bawah. Vita dengan bebasnya menikmati batang kemaluan Yosep bertubi tubi, layaknya seorang anak kecil yang sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Vita mengulup kepala serta batang kemaluan Yosep… naik turun keluar masuk mulutnya.
Terasa sekali ngilu kepala kemaluan Yosep saat Vita mengesikkan batang kemaluannya pada sisi gigi rahangnya, kanan kiri dan terus bergantian.
“Gila nih cewek… kayaknya Vita lebih berpengalaman dibandingkan dengan kakaknya Agni… pintar sekali ia mempermainkan batang kemaluanku… sungguh nikmat sekali, meski terkadang rasa ngilu bertubi datang namun nikmatnya gak bisa di utarakan dengan kata kata.” Guyam Yosep dalam hati sambil menikmati setiap jengkal batang kemaluaanya di hisap oleh Vita.
Lalu tak ingin akan berakhir sampai disini… Yosep menarik tubuh Vita dan disuruhnya mengangkang tepat di atas mukanya.
Dengan gencar Yosep menyapu vagina Vita yang sama sama nikmatnya dengan Agni. Namun vagina Vita seakan menebarkan bau yang sungguh membuat Yosep semakin gencar dan lahap menjilati liang kewVitaannya hingga setiap cair yang keluar dari sela bibir kemaluannya yang montok itu, tak dibiarkan sia sia oleh Yosep.
Dibukanya kedua belah bibir kemaluan Vita dengan jari telunjuk Yosep, kemudian dengan leluasa lidah Yosep bermain… berputar putar… dan menekan nekan menerobos liang kewVitaan Vita yang berwaran merah muda itu. sungguh rasa dan sensasi yang berbeda.
Merasa mereka berdua hampir sama sama akan sampai, maka di turunkan tubuh Vita yang semula mengangkang di kepalanya dan berjongkok tepat di atas batang kemaluannya yang tegang menunjuk ke atas tepat dibawah bibir vagina Vita berada.
Hanya dengan sedikit tekanan pada bibir vagina Vita. Batang kemaluan Yosep berhasil menerobosnya tanpa harus bersusah payah seperti vagina milik kakaknya Agni.
Sesaat ketika batang kemaluan Yosep telah tertancap penuh didalam vagina Vita.
“Uuuuhhh… kak. Mmmmhhh… nikmatnya punya kakak yang besar ini.”
“Sssshhhh…. mmmmhhh… pantas kak Agni takut tinggalin kak Yosep sendiri di sini dengan Vita. Ternyata kak Agni tergila gila dengan punya kak Yosep yang sungguh perkasa ini…” ujar Vita sambil mengoyangkan pinggulnya maju mundur… berputar putar merangsang batang kemaluan Yosep yang mengaduk liang kewVitaannya.
“kalau begini nikmatnya… Vita mau selama 1 bulan nonstop dient*t setiap hari sama kak Yosep yang ganteng dan perkasa ini.” Goda Vita dengan bahasa yang mulai berbicara kotor. Layaknya pelacur yang haus akan sodokan sodokan kejantanan laki laki.
Kenyataannya ternyata Vita sudah tak perawan lagi seperti kakaknya Agni saat pertama kali Yosep menyetubuhinya siang tadi di dalam kantornya.
“uuuhh… kak… uuuuhh… kak. Gendong Vita kedalam. Please…” pinta Vita sambil mencium puting susu Yosep yang berbulu itu.
“Dengan senang hati sayang… kak akan memberikan kepuasan yang kamu inginkan. Asal kamu tak memberitahukan kepada kakak mu Agni.” Sahut Irawan sambil berdiri dengan mengendong Vita di pangkuannya tanpa melepaskan batang kemaluannya keluar dari dalam vagina Vita.
Setiap gerakan langkah yang diambil oleh Yosep mengendong Vita menuju kamarnya. Desahan dan erangan Vita semakin menjadi karena hentakan hentakan yang diakibatkan oleh sodokan yang mementok hingga rahim Vita.
Namun sensasi yang begitu nikmatnya… begitu beringasnya Vita kala bersenggama dengan Yosep, tak sungkan sungkan Vita mengigit pundak Yosep hingga bertanda…
Hingga tiba pula didalam kamarnya… Yosep merebahkan tubuh Vita diatas ranjang springbednya dan menekukkan salah satu kaki jenjang mulus Vita ke atas dan yang satunya tetap di bawah. Dengan posisi ini batang kemaluan Yosep dapat dengan leluasa menhujam keluar masuk vagina Vita tanpa merasa terhalangi oleh bongkahan pantatnya yang bulat padat berisi itu.
“plak… plak… plak…” suara yang muncul ketika hentakan yang di lakukan oleh Yosep menyodok vagina Vita bertubi tubi.
“Kak… truuus… beri Vita kenikmata seperti kakak berikan buat kak Agni…”
“uuuhhh… kak. Nikmatnya. Uuuhhh….” erang Vita yang mengila sambil mencakar punggung Yosep.
Yosep tak memperdulikan Vita. Sekarang yang ada di pikirannya adalah mengalahkan Vita di atas ranjang. Yosep ingin merasa selalu perkasa diatas ranjang meski dengan wVita manapun, tentunya masuk kategori seleranya.
Seakan Yosep tak memberi ruang istirahat untuk Vita sesaat. Yosep terus menyodok batang kemaluannya tak henti henti… hingga Vita sendiri wVita yang haus akan seks ini merasa heran atas keperkasaan yang ada dalam diri Yosep.
Dengan postur tubuh yang tegap kekar, tinggi, tampan, serta memiliki kedudukan yang tinggi disalah satu perusahaan swasta.
Akhirnya Vita pun terkapar tak berdaya mengimbangi kekuatan seksual Yosep yang hingga saat ini masih terpacu menyetubuhinya tanpa merasa lelah sedikitpun.
“Kak… Aaannita tidak tahan lagi… kak. Aaakkkhhh…. Vita sampai….” Erang Vita panjang yang menyatakan ia akan telah mencapai puncak kenikmatannya yang ke 3 semenjak pertama kali vaginanya di aduk aduk oleh tangan Yosep yang kekar itu.
Tak memperdulikan keadaan Vita yang telah lemas ditindih tubuhnya… Yosep tetap terus menhantam vagina Vita bertubu tubi… masuk keluar tak henti hentinya…
Namun tak lama kemudian Yosep merasakan denyut denyut yang keras sekali pada pangkal kemaluannya. Lalu Yosep pun mencabut batang kemaluannya dari dalam liang vagina Vita dan sambil tetap mengocok kemaluaannya Yosep membimbing batang kemaluaannya ke mulut Vita dan memasukkan kemaluaannya hingga menumpahkan seluruh spermanya. Tak sedikitpun sperma yang tersisa atau tertumpah keluar dari mulut Vita.
Karena Yosep menyuruh Vita untuk menikmati setiap tetes sperma yang keluar dari kemaluannya. Kalau tidak maka Yosep tak’kan mengulanggi persetubuhan ini lagi kepada Vita. Meski Yosep sendiri memiliki kelebihan dalam hal seks yang lama dengan lawan jenisnya.
Tak terasa Yosep melirik jam yang masih melekat di lengan tangannya. Hampir selama tiga jam persenggamahan mereka berlangsung. Kelelahan dan keletihan baru terasa setelah ia merebahkan tubuhnya di samping Vita yang tergulai lemas tampa sehelai benangpun.